BONTANG, sanubari.co.id - PDAM Bontang gunakan berbagai macam cara untuk menyelesaikan permasalahan kurangnya bahan baku air bersih. Sehingga, masyarakat di Kota Taman bisa sepenuhnya merasakan distribusi air bersih selama 24 jam tanpa henti. Tidak ada lagi yang bergiliran.
Apalagi, di masa depan, Bontang akan menjadi kota penyanggah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kebutuhan terhadap air bersih tentunya akan meningkat. Saat ini saja, kebutuhan air bersih di kota tersebut sekitar 600 liter per detik. Namun, saat ini baru sekitar 400 liter per detik.
Baca juga: Bahan Baku Air Bersih Kurang, PDAM Targetkan Tahun Depan Distribusi Air 24 Jam
Berbagai upaya coba dilakukan pemkot Bontang. Seperti menjadikan lubang bekas tambang PT Indominco Mandiri (IMM) menjadi lahan untuk penampungan bahan baku air bersih. Lokasi itu nantinya akan digunakan dua daerah: Bontang dan Kutim.
Distribusi bahan baku airnya mencapai 200 liter per detik. Sebanyak 150 liter per detik akan disalurkan ke Bontang. Ada juga bendungan yang dibuat di Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar).
Bendungan ini juga akan memenuhi kebutuhan dua daerah: Bontang dan Kukar. Bontang akan disalurkan 200 liter per detik.
Terakhir kota yang dipimpin Neni Moerniaeni ini akan membuat bendung gerak sungai Bontang di sekitar gerbang masuk Kota Bontang. Tempat itu nantinya akan mengendalikan banjir di Bontang ketika curah hujan tinggi. Serta menjadi sumber air baku PDAM Bontang.
“Kalau penampungan bahan baku air bersih di PT IMM ini dalam proses penyelesaian. Sekarang pengerjaannya sudah 90 persen. Ini lagi proses pipanisasi,” kata Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PDAM Bontang Suramin kepada sanubari.co.id, Selasa 17 Juni 2025.
Baca juga: Totok Lusida: Tingkatkan Industri untuk Tarik Investor Properti ke Bontang
Ia mengungkapkan, nantinya akan dibangun reservoir di kelurahan Gunung Telihan. Pembangunannya dilakukan oleh dinas PUPR Kota Bontang.
“Untuk pengerjaan fisiknya memang mereka (PUPR Kota Bontang) semua yang atur. Termasuk nilai investasinya berapa, mereka yang lebih memahami,” bebernya.
Sementara untuk bendungan di Marangkayu, saat ini juga masih berproses. Pun ia mengaku, PDAM Bontang mencoba untuk beralih. Awalnya memanfaatkan air dalam tanah sebagai bahan baku air bersih menjadi memanfaatkan bahan baku air di permukaan.
“Memang kalau bahan bakunya dari bawah tanah ini, masih sangat terbatas. Untuk kebutuhan masyarakat Bontang saat ini saja, masih bisa. Tapi, nanti ketika kita menjadi kota penyangga IKN, sudah tidak bisa lagi. Otomatis masyarakat akan lebih banyak dari sekarang,” bebernya.
Belum lagi, pertumbuhan ekonomi Bontang yang terus tumbuh pesat. Banyak investor yang mulai melirik Kota Taman menjadi tujuan investasi. Pastinya kebutuhan terhadap air bersih akan meningkat.
Semua tempat tadi dilakukan sebagai upaya antisipasi ketika penduduk kota tersebut meningkat pesat.
“Kita lihat saja sekarang. Perekonomian Bontang tumbuh pesat. Masyarakat luar Bontang pasti terus melirik Bontang. Investasi perlahan masuk. Seperti mall dan tempat hiburan lain. Ini menjadi daya tarik orang untuk masuk ke Bontang. Sehingga, kita harus bersiap dari sekarang untuk memenuhi kebutuhan air,” ucapnya. (*)
Editor : Redaksi Sanubari