Kawasan Industri Dongkrak Kinerja Intiland

Penjualan Naik Hampir 30 Persen, Intiland Pacu Pertumbuhan dari Kawasan Industri

Reporter : Robby
Intiland

SURABAYA, sanubari.co.id - PT Intiland Development Tbk catatkan kinerja penjualan dan keuangan positif di semester satu 2025. Kawasan industri menjadi segmen yang memiliki kontribusi signifikan dalam pencapaian kinerja emiten dengan kode DILD tersebut.

Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Intiland dan Entitas Anak per 30 Juni 2025, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,2 triliun. Segmen pengembangan kawasan industri tumbuh positif dengan kontribusi sebesar Rp 394 miliar. 

Baca juga: Panen Promo Properti di Intiland Hot Summer Deal

Angka itu menyumbang 51 persen dari pendapatan pengembangan (development income). Perseroan saat ini memiliki dua sumber pendapatan usaha yang berasal dari development income dan pendapatan berulang (recurring income). 

Di semester I tahun ini, development income menyumbang Rp 772 miliar dan recurring income sebesar Rp 444 miliar. Masing-masing berkontribusi sebesar 63 persen dan 37 persen dari keseluruhan. Recurring income tumbuh sebesar 7 persen dibandingkan perolehan periode yang sama di 2024.

Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, pendapatan segmen kawasan industri berhasil memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja Perseroan. Segmen ini menyumbang hingga 33 persen dari seluruh pendapatan usaha yang dibukukan Perseroan.

“Pencapaian ini menegaskan kawasan industri sebagai penopang penting kinerja keuangan sepanjang paruh pertama tahun ini,” ujar Archied Noto Pradono melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Sanubari.co.id, Jumat 1 Agustus 2025.

Perseroan saat ini mengembangkan dua kawasan industri. Yakni Batang Industrial Park (BIP), di Batang Jawa Tengah dan Ngoro Industrial Park (NIP) yang berlokasi di Mojokerto Jawa Timur. Selain kedua kawasan industri tersebut, Perseroan juga mengembangkan kawasan pergudangan Aeropolis Techno Park, di Aeropolis, di Tangerang.

Selain kawasan industri, kontributor development income lainnya berasal dari segmen kawasan perumahan dan pengembangan mixed-use & high rise. Masing-masing segmen memberikan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp 231 miliar atau 19 persen dan Rp 147 miliar atau 12 persen dari keseluruhan.

“Pendapatan usaha dari kawasan industri cenderung lebih stabil dan memberikan margin yang sehat. Hal ini mendukung kestabilan arus kas serta menjaga kinerja keuangan Perseroan secara keseluruhan di tengah pasar residential high-rise yang masih belum mengalami pertumbuhan signifikan,” ujar Archied.

Selain pendapatan usaha, Perseroan juga mencatatkan pencapaian positif pada peningkatan efisiensi dalam struktur biaya. Pada semester I tahun ini, beban usaha mengalami penurunan 8 persen dari Rp 169,9 miliar di semester I 2024 menjadi Rp155,8 miliar di semester I 2025. 

Perseroan juga berhasil menurunkan beban bunga turun dari Rp 199,9 miliar menjadi Rp 176,3 miliar, seiring dengan penurunan hutang.

Pada semester I 2025, Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 49,1 miliar. Dibandingkan Semester-I 2024 sebesar Rp 413,3 miliar, laba tahun berjalan Semester-I 2025 tetap mencerminkan kondisi operasional perusahaan yang stabil. 

Baca juga: Intiwhiz International Resmikan Grand Whiz Hotel Praxis Surabaya

Pada Semester I 2025, Perseroan tidak mencatatkan adanya dampak modifikasi atas arus kas, liabilitas keuangan. Kondisi keuangan perusahaan yang solid terlihat dari kenaikan EBITDA dari 22 persen pada Semester-I 2024 menjadi 28 persen pada Semester-I 2025. Peningkatan ini menunjukkan efisiensi dan kinerja operasional yang terus membaik.

“Peningkatan ini menunjukkan membaiknya efisiensi operasional dalam menghasilkan keuntungan. Kami akan fokus dalam memperkuat kinerja operasional dan menjaga struktur keuangan tetap sehat,” ujar Archied Noto Pradono.

Pertumbuhan Penjualan

Kinerja penjualan semester I-2025, Intiland membukukan marketing sales sebesar Rp 673,4 miliar atau tumbuh 29,6 persen dibandingkan periode yang sama 2024. Pencapaian ini sebagian besar masih ditopang oleh penjualan segmen kawasan industri yang mencapai Rp 447,4 miliar, atau setara dengan 66 persen dari keseluruhan. 

Pencapaian ini meningkat 249,3 persen dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar Rp 128,1 miliar. Kontributor marketing sales berikutnya berasal dari segmen kawasan perumahan sebesar Rp 133,8 miliar atau 20 persen dari keseluruhan. 

Perolehan marketing sales tersebut lebih rendah dibandingkan Semester I 2024 sebesar Rp 290 miliar. Sementara segmen mixed-use & high rise membukukan marketing sales Rp 92,2 miliar atau 14 persen dari keseluruhan. Angka itu menurun dibandingkan semester I 2024 sebesar Rp 101,3 miliar.

Proyek Batang Industrial Park dan pergudangan Aeropolis Technopark di Tangerang, Banten masih menjadi motor utama pertumbuhan kinerja di segmen kawasan industri. Pencapaian tersebut mencerminkan permintaan pasar terhadap lahan industri yang tumbuh di saat segmen properti lainnya masih menghadapi tantangan.

Archied Noto Pradono menegaskan bahwa segmen kawasan industri akan tetap menjadi salah satu pilar unggulan dalam strategi pertumbuhan Perseroan di tahun ini. Daya tarik kawasan industri Intiland terus meningkat. 

Seiring dengan tren relokasi dan ekspansi industri yang membutuhkan infrastruktur siap pakai serta lokasi yang strategis.

“Permintaan terhadap lahan industri terus tumbuh secara konsisten, baik dari pelaku industri dalam negeri maupun investor asing. Hal ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan pengembangan kawasan industri Perseroan ke depan,” ujar Archied Noto Pradono

Mengantisipasi tren tersebut, Perseroan merencanakan untuk mengembangkan kawasan industri baru di daerah Jombang, Jawa Timur. Pengembangan kawasan industri baru ini rencananya akan dimulai pada akhir tahun 2025. 

Perseroan saat ini sedang dalam tahapan mencari anchor tenant yang akan menjadi investor utama kawasan industri tersebut. Perseroan akan terus melanjutkan strategi pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan. 

Langkah tersebut ditempuh dengan mengoptimalkan potensi dari setiap segmen usaha, memperkuat fundamental keuangan, serta menjawab kebutuhan pasar dengan produk-produk yang relevan. (*)

Editor : Redaksi Sanubari

Serba Serbi
Berita Populer
Berita Terbaru