Rupiah Terus Tertekan

avatar sanubari.co.id
Ilustrasi Rupiah yang terus tertekan oleh Dolar AS
Ilustrasi Rupiah yang terus tertekan oleh Dolar AS

SURABAYA, sanubari.co.id - Mata uang Rupiah terus tertekan oleh Dolar AS. Ketidakpastian global jelang pengumuman tarif impor Amerika Serikat (AS) yang kembali memperkuat sentimen negatif terhadap rupiah di pasar. Alhasil, Rupiah dibuka melemah 0,18 persen ke level Rp 16.610 per USD.

Angka itu mendekati lagi level rekor terlemah sejak era krisis moneter 1998 yang pecah awal pekan ini di Rp16.642 per USD. Pada pukul 9:10 WIB, rupiah mengurangi penurunan dengan bergerak di kisaran Rp 16.598 per USD.

Baca Juga: BI Rate Turun, IHSG Menguat

Pelemahan rupiah berlangsung di tengah penguatan lagi indeks dolar AS sejak kemarin sampai pagi ini. Namun, rupiah nyatanya merespon lebih buruk dengan melemah terdalam di Asia bersama dolar Taiwan.

Mayoritas mata uang Asia bergerak positif pagi ini. Penguatan tertinggi dipimpin oleh mata uang yen Jepang yang naik 0,28 persen, peso 0,17 persen, won Korsel 0,16 persen, dolar Singapura 0,12 persen, yuan offshore 0,11 persen, baht 0,08 persen.

Lalu ada yuan Tiongkok 0,06 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen dan ringgit Malaysia bergerak menguat tipis. Sedangkan dolar Taiwan melemah 0,08 persen bersama rupiah yang tergerus dalam mencapai 0,12 persen.

Kondisi yang terjadi pada Rupiah, sempat dialami saat pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi tadi. IHSG dibuka turun 0,15 persen ke level 6.433,85. Namun, menjelang berakhirnya perdagangan sesi pertama, IHSG menunjukkan kinerja positif ke level 6.474,98 persen atau naik 0,025 persen dari pembukaan pasar saham pagi tadi.

Ketidakpastian pasar global kembali meningkat mendekati tenggat waktu pemberlakuan kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump pada awal April 2025. Pengumuman terbaru dari Trump soal pengenaan tarif 25 persen pada semua mobil yang tidak diproduksi di AS berlaku mulai 2 April, membuat pasar gelisah.

Meski, Trump mengatakan pengumuman tarif balasan terhadap semua negara pada 2 April nanti akan lebih rendah dari perkiraan pasar. Indeks dolar AS kemarin ditutup menguat 0,35 persen dan pagi ini melanjutkan penguatan dengan bergerak di kisaran 104,63.

Baca Juga: Penguatan Ekspor Perbaiki Nilai Tukar Rupiah

Secara teknikal nilai rupiah sudah menembus level support terdekat di Rp16.600 per USD. Target pelemahan kedua akan tertahan di Rp16.650 per USD.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak terus merosot terhadap dolar AS. Salah satunya, pemerintah harus segera menuntaskan proses deregulasi sejumlah aturan soal perizinan usaha.

Ekspor harus tetap jalan. Kemudian deregulasi (seperti) arahan Pak Presiden, soal perizinan dan lain-lain dipermudah. Sehingga ekspor-impor lebih lancar, kata Airlangga, dilansir tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis 27 Maret 2025.

Menurutnya, kurs rupiah yang melemah saat ini merupakan fenomena biasa. Hal itu merupakan bagian dari fluktuasi. Sebab, ada banyak hal yang menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia masih kuat.

Rupiah kan seperti biasa, berfluktuasi. Tetapi tentu kita lihat secara fundamental kuat. Kemudian kita juga lihat jangka menengah dan panjang. Kita punya ekspor juga bagus. Kita punya cadangan devisa juga kuat. Neraca perdagangan bagus, bebernya.

Karena itu menurutnya, fundamentalnya masih bagus. Di sisi lain, Indonesia juga sudah melaksanakan devisa hasil ekspor. Jadi kita tidak tercorner ke depan. Sehingga dengan demikian, nanti fundamental pada deviasi hasil ekspor juga akan memperkuat posisi rupiah, terangnya. (*)

Berita Terbaru