Pendidikan Seks Harus Dilakukan Sejak Usia Dini

Pendidikan Seks Dini: Kunci Pencegahan Pelecehan Anak di Bontang

avatar Robby
Ilustrasi sex education
Ilustrasi sex education

BONTANG, sanubari.co.id - Kasus kekerasan seksual terus menghantui masyarakat Bontang. Angkanya setiap tahun terus meningkat. Semester satu 2025 saja, berdasarkan data yang dilayani Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Bontang, ada 76 kasus.

Angka itu sudah mendekati kasus yang terjadi di 2024. Yakni 148 kasus sepanjang tahun lalu. UPTD PPA Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menilai banyak cara untuk menekan angka tersebut.

Baca Juga: Bontang Harus Jadi Kota Layak Anak, Kapolres Bontang: Kami Tak Akan Kompromi

Kepala UPTD PPA DP3AKB Sukmawati mengatakan, pencegahan kasus pelecehan seksual tersebut harus dilakukan sejak usia dini. Tentunya dengan memasukkan kurikulum terkait pencegahan seksual sesuai dengan usia mereka.

“Itu bisa dimasukkan ke muatan lokal. Misalnya, untuk usia SD atau usia dini, mereka diajarkan kalau ada lawan jenis yang memegang daerah tertentu, agar menolak. Jadi, porsi pendidikan seks itu sesuai usianya,” katanya kepada sanubari.co.id, Rabu 30 Juli 2025.

Pendidikan seksual sejak dini diyakini bisa membuat anak sadar pentingnya menjaga diri mereka. Cara berkomunikasi juga menjadi penting. Biasanya kekerasan terhadap anak atau pelecehan terjadi akibat pergaulan bebas. 

Baca Juga: Sinergi GAMKI dan Polres Dairi: Lawan Narkoba dan Lindungi Generasi Muda

Batasan-batasan itu lah yang nantinya akan diberikan ke anak sekolah. Agar mereka semua bisa terhindar dari ancaman kejahatan. “Kami akan usulkan itu. Kalau hanya andalkan sosialisasi, kurang. Karena ada saja peserta didik yang absen. Mereka yang tidak hadir itu justru rawan jadi korban,” terangnya. 

Sayangnya, pendidikan seks saat ini masih sangat tabuh di sebagian besar orang tua. Mereka menganggap hal itu terlalu dini untuk diketahui oleh anak-anak mereka. Alhasil, anak-anak tidak mengetahui cara mengantisipasi tindakan pelecehan seksual ini.

Di sisi lain, pendidikan seksual ini tidak hanya diberikan di sekolah saja. Melainkan di rumah. Orang tua harus menjadi ruang bagi anak untuk berdiskusi. Menceritakan pengalaman apa saja yang mereka alami dalam seharian beraktifitas.

“Dari bercerita, pencegahan itu bisa dilakukan. Sehingga, peran orang tua untuk menekan potensi pelecehan seksual ini sangat penting. Buat rasa nyaman kepada anak untuk bercerita. Serta jangan canggung untuk memberikan seks education kepada anak,” terangnya.

Walau, pelecehan seksual juga tidak hanya terjadi pada pergaulan bebas. Atau teman-teman sekitarnya. Tetapi, bisa terjadi juga di dalam keluarga. Misalnya dilakukan oleh ayah tiri ataupun kerabat lainnya. (*)

Berita Terbaru