Menempuh pendidikan agama Islam di Mesir merupakan mimpi banyak orang. Apalagi, bisa kuliah dengan gratis. Tentu dengan beasiswa dari pemerintah. Zainal Abidin menjadi salah satu orang yang beruntung bisa melanjutkan pendidikan di negara itu.
ZAINAL ABIDIN merupakan satu dari 33 penerima beasiswa Pemprov Jatim yang bisa berkuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Padahal, alumni Pondok Pesantren Nurul Qadim Probolinggo ini sudah keterima kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Baca Juga: Mayoritas Warga Puas Kinerja Pemprov Jatim Versi The Republic Institute
Setelah lulus, saya coba daftar di UINSA dan LPPD (Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah) Jatim. Alhamdulillah keduanya keterima. Tapi saya lebih memilih LPPD, katanya saat ditemui di rumah Khofifah Indar Parawansa di wilayah Jemursari, Surabaya, Sabtu 30 November 2024.
Pria berusia 21 tahun ini memang sudah lama ingin kuliah di Mesir. Ia pun berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan dirinya. Salah satunya dengan memperlancar bacaan kitab Fathul Qorib. Sebab itu salah satu tes yang harus dilaluinya dalam seleksi.
Sambil saya mempersiapkan diri untuk ikut seleksi, saya juga terus membuka Instagram LPPD. Karena semua informasi terkait pembukaan pendaftaran seleksi ada di sana. Itu juga lumayan panjang prosesnya. Khusus LPPD ini prosesnya sekitar empat bulan. Tahapannya sangat banyak, ungkapnya.
Ia menceritakan, awalnya yang mendaftar sekitar 700-an orang. Setelah itu, disaring menjadi 150 orang. Disaring lagi menjadi 33 orang. Seleksinya sangat ketat. Saya juga tidak nyangka bisa lolos semua tahapan itu. Sempat pusing juga menjalankannya kemarin, bebernya.
Baginya kuliah di Universitas Al Azhar adalah kesempatan yang luar biasa. Karena di sana ia bisa mendalami agama Islam. Selama di pesantren kita sering baca-baca kitab. Salah satunya kitab kuning. Nah, di sana (Universitas Al Azhar) kita bisa belajar lebih lagi, ungkapnya.
Hari itu, ia bersama 32 orang penerima beasiswa ke Universitas Al Azhar itu mendatangi rumah Khofifah Indar Parawansa. Mereka ingin berpamitan kepada calon gubernur nomor urut dua itu. Pasalnya, Khofifah yang menggagas program itu saat menjadi gubernur di periode pertamanya.
Kami kesini ingin pamitan ke Bu Khofifah. Kami ingin berterimakasih, program yang beliau gagas ini sangat membantu kami. Terutama kami yang ingin belajar agama lebih dalam, tetapi tidak memiliki biaya untuk sekolah ke Mesir. Memang di Indonesia bisa juga, tetapi, kalau bisa belajar ke Mesir, ya Alhamdulillah, bebernya.
Dalam pertemuan itu, Khofifah pun memberi nasehat dan motivasi kepada para santri yang berasal dari berbagai ponpes di Jatim itu. Dia menceritakan, program beasiswa ke Al Azhar itu digagas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Jawa Timur.
Baca Juga: Optimalisasi Program Prioritas untuk Pemerataan Kesejahteraan: Arahan Gubernur Jawa Timur
Khofifah menargetkan, ketika lulus nanti, para penerima beasiswa ini kembali ke Bumi Mojopahit untuk menjadi ulama. Tentunya dengan membawa perspektif moderasi keberagaman. Serta menjadi generasi pemimpin bangsa saat Indonesia emas 2045 nanti.
Untuk mendapatkan kuota khusus beasiswa Jatim, kami sempat sowan langsung dengan Grand Syekh Universitas Al Azhar. Mengingat keputusan untuk memberikan beasiswa di luar warga Mesir hanya bisa dilakukan oleh Grand Syekh. Alhamdulillah, akhirnya kita mendapat kuota beasiswa untuk 30 orang , kata Khofifah.
Khofifah menceritakan pengalamannya bertemu Grand Syekh Ahmad Muhammad Ahmed Al Tayeb di Universitas Al Azhar Mesir. Grand Syekh merupakan gelar tertinggi di kampus tersebut. Kalau di Indonesia setara dengan imam besar.
Menteri sosial periode 2014-2018 ini menceritakan, di depan kantor Grand Syekh itu terdapat tulisan: yarfa'illahulladzina amanu minkum utul ilma darajat. Tulisan itu artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Kunci meraih kebahagiaan dunia dan akhirat adalah ilmu. Maka manfaatkan kesempatan belajar di Mesir untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Karena kalian semua di sini adalah calon pemimpin bangsa di masa depan, tegas Khofifah.
Baca Juga: Khofifah Resmikan SPAM, Ribuan Warga Singosari Malang Terbebas Krisis Air Bersih Saat Kemarau
Ketua LPPD Jatim KH Abdul Halim Soebahar menegaskan, jumlah penerima beasiswa kuliah di Al Azhar tahun ini bertambah. Awalnya hanya 30 orang menjadi 33 orang.
Penambahan ini tak lain adalah keberhasilan lobi-lobi Ibu Khofifah dengan Grand Syekh Al Azhar dan juga Rektor Al Azhar. Sehingga jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa dari Al Azhar asal Jatim bisa ditambah , ungkapnya.
Halim menegaskan, tahun ini menjadi angkatan ke empat penerima beasiswa ke Universitas Al Azhar Mesir. Sejak angkatan pertama total penerima beasiswa kuliah di Universitas Al Azhar dari Pemprov Jatim sudah mencapai 123 mahasiswa.
Mereka semuanya sudah menjalani tes. Tidak hanya kami saja yang tes. Tapi langsung dari pihak yang ditunjuk oleh kampus Al Azhar di Kairo Mesir. Ditambah untuk tahun ini, ada tes wawasan kebangsaan yang dilakukan oleh Kemenag RI, kata Halim.
Editor : Redaksi Sanubari