SMK Putra Bangsa Fokus Melakukan Pendidikan Karakter Kepada Murid Baru

Pendidikan Karakter, Bekal Siswa SMK Hadapi Dunia Kerja dan Wirausaha

avatar sanubari.co.id
Ketua PGRI Kaltim Dr Rediyono saat memberi edukasi kepada murid baru SMK Putra Bangsa Bontang, Selasa 15 Februari 2025.
Ketua PGRI Kaltim Dr Rediyono saat memberi edukasi kepada murid baru SMK Putra Bangsa Bontang, Selasa 15 Februari 2025.

BONTANG, sanubari.co.id - Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) sedang berlangsung. Serentak dilaksanakan di seluruh sekolah. Berbagai macam cara dilakukan untuk menjalankan sekolah untuk mengenalkan sekolah lingkungan sekolah kepada murid baru.

Misalkan saja SMK Putra Bangsa Bontang. Mereka memilih untuk melakukan pendidikan karakter selama masa MPLS ini. Pendidikan karakter itu dilaksanakan selama satu minggu di sekolah mereka. 

Baca Juga: Cahaya dari Pondok Kecil

Kepala SMK Putra Bangsa Bontang Muslimin mengatakan, saat ini mereka masih dalam proses peralihan dari SMP ke SMK. Kebiasaan mereka di SMP pastinya masih terbawa sampai saat ini.

“Masa SMA/SMK ini momen mereka mencari jati diri. Nah, pendidikan karakter sangat perlu diberikan di momen ini. Di sini kita membentuk karakter mereka. Sehingga terbentuk siswa yang memiliki karakter unggul,” katanya kepada sanubari.co.id, Selasa 15 Juli 2025.

Karakter yang ingin dibentuk mulai dari kedisiplinan. Seperti disiplin waktu. Sampai kejujuran. “Semua itu tidak hanya dibentuk saat ini saja sebenarnya. Tetapi, saat mereka mengikuti ekstra kurikuler juga,” bebernya.

Baginya, karena sekolah yang dipimpinnya adalah SMK, maka ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan karakter tersebut. Pertama, individu yang unggul, cerdas. Kedua punya akhlak, sifat dan perilaku baik. Terakhir, dapat diterima di dunia pekerjaan.

Walau ia mengaku, saat ini hanya sedikit lulusan SMK Putra Bangsa yang keterima di dunia pekerjaan. Hanya sekitar 20 persen saja. Sisanya, memutuskan untuk lanjut pendidikan ke perguruan tinggi.

Misalkan saja jurusan perawat. Sangat jarang dari mereka yang lulus sekolah langsung kerja. Karena, syarat yang dibutuhkan di dunia pekerjaan minimal lulusan Diploma 3. Walau, banyak juga dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) serta akuntansi yang kuliah.

“Itulah kenapa lulusan kami sangat sedikit yang langsung kerja. Jadi, mereka yang lanjut ke perguruan tinggi atau kuliah, tidak bisa dikategorikan pengangguran. Karena, mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya,” ungkapnya.

Walau ia mengungkapkan, banyak juga dari lulusan mereka yang memutuskan untuk berwirausaha. “Kita juga fokus mendidik tidak hanya untuk siap kerja. Tapi, mereka juga mampu berwirausaha sesuai keahlian yang mereka miliki,” terangnya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kaltim Dr Rediyono mengatakan, pendidikan karakter itu sangat penting dilakukan. Karena itu untuk membangun generasi di masa depan. “Mereka yang akan mengawaki bangsa ini kedepan,” ucapnya.

Baginya, Indonesia kedepan memerlukan seorang pemimpin yang jujur, bermoral, bertanggung jawab, kreatif dan punya kemandirian yang baik. Namun, di era digital seperti saat ini, pendidikan Indonesia punya berbagai masalah.

“Di era digital ini, karakter ini sepertinya sudah terkikis. Banyak anak yang sudah tidak sopan. Tidak bisa mandiri. Tidak disiplin. Serta berbagai masalah lainnya. Nah, ini perlu dibangun di semua lembaga pendidikan,” terangnya.

Itu juga, hasilnya tidak bisa instan. Tidak bisa satu dan dua tahun. Bisa jadi baru ada hasil sekitar lima sampai 10 tahun kedepan. “Jadi pendidikan karakter perlu dilakukan. Tidak hanya kepada murid baru. Tetapi, di jenjang selanjutnya. Kalau SMK itu kelas 2 dan 3,” katanya lagi.

Walau sebenarnya, pendidikan karakter sebelumnya juga sudah dilaksanakan di keluarga. Tetapi, sekolah juga bertanggung jawab untuk lebih mendalami terkait pendidikan karakter itu. “Agar semuanya itu tertanam dengan baik,” tegasnya. (*)

Berita Terbaru