JAKARTA, sanubari.co.id - Penjajakan kolaborasi lintas iman kembali dibangun Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI). Kali ini targetnya adalah Nahdlatul Ulama (NU). DPP GAMKI, berkunjung ke Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 146, Jakarta, Senin 14 Juli 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Ketua Umum (Ketum) DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat bersama dengan jajaran pengurus DPP GAMKI diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf.
Baca Juga: Masalah Intoleran Tidak Terselesaikan, GAMKI: Nomenklatur Diubah Jadi Kementerian Agama Islam
Pertemuan tersebut mendiskusikan berbagai isu kebangsaan. Serta menegaskan komitmen kolaborasi lintas Iman dalam menjaga dan merawat persatuan Indonesia.
Keprihatinan atas sejumlah kasus intoleransi yang selalu terjadi di Tanah Air menjadi fokus utama pembahasan. Salah satunya pembubaran kegiatan retreat pemuda Kristen di Sukabumi. Serta polemik IMB Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Depok.
Dalam kesempatan itu, Sahat menyampaikan kepada pria yang akrab disapa Gus Yahya itu bahwa, tindakan intoleransi seperti itu menjadi teguran bagi semua pihak. Teguran terhadap keberlangsungan kesatuan NKRI.
“Ini bukan hanya soal kebebasan beragama. Tapi juga bagaimana menjaga komitmen kita terhadap Pancasila sebagai dasar dari pondasi keberagaman. Serta Kebhinekaan,” kata Sahat, kepada sanubari.co.id Selasa 15 Juli 2025.
Baca Juga: Perjalanan Wisata GAMKI di Papua Selatan: Keindahan Alam dan Tantangan Pelestarian
GAMKI juga menyampaikan dukungan terhadap upaya yang dilakukan pimpinan HKBP dalam menyuarakan keadilan lingkungan hidup.
“Kami melihat bahwa seruan pimpinan gereja sebagai isu bersama. HKBP dan NU memiliki semangat yang sama. Tentu dalam memperjuangkan dan menyerukan keadilan ekologis," katanya lagi.
Sahat Sinurat memberikan usulan bahwa pentingnya membangun konsensus nasional lintas Iman. Melibatkan lembaga keumatan seperti PBNU, Muhammadiyah, PGI, KWI, dan tokoh-tokoh keumatan lainnya. Hal itu dilakukan untuk menjaga norma-norma kebangsaan berdasarkan Pancasila.
Baca Juga: Hadiri Penutupan Munas I GEMAPAKTI, Alan: Pemuda Lintas Iman Komitmen Bersamai Penghayat Kepercayaan
“Kita butuh satu titik temu. Agar nilai-nilai luhur Pancasila tidak hanya menjadi jargon. Kalau tidak disepakati bersama, maka setiap pergantian pemimpin bisa mengubah arah kebijakan sesuai kehendak politik. Ini yang memicu lahirnya intoleransi dan ketidakadilan lainnya,” tegas mantan Ketum PP GMKI tersebut.
Ia juga menyampaikan bahwa Gus Yahya menyambut positif gagasan tersebut. Bahkan telah menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh lintas agama sebelumnya.
Sahat juga menitipkan harapan agar PBNU sebagai salah satu lembaga keumatan, terus menjadi tumpuan dalam mengayomi masyarakat lintas Iman. Serta menegaskan komitmen GAMKI terhadap empat pilar bangsa dalam singkatan PBNU. (*)
Editor : Redaksi Sanubari