Kasus DBD Naik Saat Musim Hujan Tiba

Waspada DBD! Dinkes Bontang Ungkap 13 Kasus Baru dalam 2 Pekan

avatar Robby
Ilustrasi pencegahan DBD di Bontang. (Ilustrasi by: Gemini AI)
Ilustrasi pencegahan DBD di Bontang. (Ilustrasi by: Gemini AI)

BONTANG, sanubari.co.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang antisipasi lonjakan demam berdarah dengue (DBD). Sebab, saat ini mulai peralihan ke musim penghujan. Intensitas curah hujan tinggi. Berpotensi terjadinya genangan yang menjadi tempat terbaik bagi nyamuk penyebab DBD tumbuh.

Dalam dua pekan terakhir saja, tepatnya sejak 14 September hingga 29 September 2025, tercatat 13 kasus DBD baru yang terjadi di Kota Taman. Kelurahan Loktuan menjadi wilayah dengan sebaran tertinggi, yakni empat kasus. Disusul Tanjung Laut sebanyak tiga kasus.

Daerah lainnya seperti Tanjung Laut Indah (2 kasus), serta Satimpo, Gunung Telihan, Berebas Tengah, dan Berbas Pantai masing-masing satu kasus. Jika ditotal sejak awal tahun, Bontang sudah mencatat 166 kasus DBD dengan 2 penderita meninggal dunia.

“Angka ini memang lebih rendah dibanding periode sebelumnya. Tapi tren peningkatan mulai terlihat. Jadi tetap harus diwaspadai,” kata Kepala Dinkes Bontang Bachtiar Mabe, di Pendopo Wali Kota Bontang, Senin 30 September 2025.

Ia pun meminta kepada masyarakat Bontang untuk melakukan pencegahan pertumbuhan nyamuk DBD. Seperti menutup tempat-tempat genangan air. Rutin menguras air. Dinkes Bontang juga akan membagikan abate langsung ke rumah warga. 

“Menjaga kebersihan lingkungan sebenarnya menjadi kunci utamanya. Kalau lingkungan kita bersih, tempat berkembang biak nyamuk otomatis berkurang. Ini yang jauh lebih efektif. Pencegahan lebih baik kita lakukan ketimbang harus mengobati,” ungkapnya.

Tetapi, tetap ada upaya lain yang dilakukan Dinkes Bontang. Misalnya seperti melakukan fogging fokus. Artinya, fogging dilakukan hanya di titik-titik yang sudah terkonfirmasi kasus saja. Cara ini dinilai efektif membunuh nyamuk dewasa tanpa menimbulkan dampak pada makanan maupun kesehatan warga sekitar.

Namun, Bakhtiar mengingatkan fogging bukanlah senjata utama. Selain membutuhkan sumber daya besar, pengasapan tidak mampu memberantas jentik nyamuk. Karena itu, sebelum melakukan fogging, petugas selalu melakukan survei lapangan. “Tidak semua laporan masyarakat bisa langsung ditindak dengan fogging. Terkadang pemberian abate justru lebih efektif,” jelasnya.

Menurutnya, dengan pola hujan yang mulai tidak menentu, risiko genangan air dan sarang nyamuk semakin besar. Karena itu, kesadaran warga dinilai sangat menentukan. Tujuannya agar kasus DBD di Bontang tidak terus meningkat. (*)

Berita Terbaru