BONTANG, sanubari.co.id - Razia malam untuk anak sekolah akan diberlakukan di Bontang. Razia itu untuk anak yang berada di luar rumah tanpa keperluan apapun. Dilakukan mulai pukul 19.00-21.00 Wita. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang memimpin razia tersebut.
Kepala Satpol PP Ahmad Yani Yunus mengatakan, razia itu dilakukan bersama tim gabungan. Mulai dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bontang, Dinas Perhubungan (Dishub), TNI, Polri dan instansi terkait lainnya.
Baca juga: Dahlan Iskan Diberitakan Jadi Tersangka, Penasihat Hukum: Tak Ada Surat Resmi
“Semua tempat akan kita datangi. Di situ kita akan melakukan razia kepada mereka yang masih berusia sekolah, tetapi berada di luar tanpa tujuan,” katanya saat ditemui sanubari.co.id, Rabu, 16 Juli 2025.
Ia menjelaskan, kebijakan itu dilakukan bukan berarti melarang anak-anak usia sekolah untuk keluar rumah. Boleh keluar. Tetapi, harus memiliki tujuan dan keperluan pasti. Misalnya saja seperti kerja kelompok atau pergi les.
“Kalau kerja kelompok, harus ada surat dari sekolah bahwa mereka akan melakukan kerja kelompok. Begitu juga kalau pergi les. Bahkan, kalau kami dapat ada murid-murid yang masih menunggu jemputan orang tua untuk pulang, kami bisa untuk mengantar,” ucapnya.
Menurutnya, peraturan wali kota (Perwali) 8/2008 kembali diberlakukan untuk menciptakan generasi muda yang cerdas dan berdisiplin. Karena itu, mereka dituntut untuk memanfaatkan waktu di malam hari untuk belajar.
“Sebenarnya ini perwali sudah lama. Sudah lama juga disosialisasikan kepada masyarakat. Hanya saja, berganti pemimpin, kebijakan ini sempat tidak terjalankan. Nah, ini bu Neni kembali memimpin, perwali ini kembali diberlakukan,” terangnya.
Hanya saja, ia mengungkapkan, Satpol PP hanya melakukan razia. Nanti ketika ada murid yang ketangkap melakukan kegiatan di luar rumah tanpa tujuan, maka satuan tersebut akan mengamankan. Setelah itu, mereka semua akan diserahkan ke Disdikbud Bontang.
“Dinas Pendidikan yang berhak memberikan sanksi. Tapi yang pasti, nanti pihak sekolah dan orang tua yang bersangkutan akan dipanggil. Di saat itu, mereka dikasih edukasi agar orang tua tidak mengizinkan anak mereka keluar rumah tanpa tujuan,” terangnya.
Menurutnya, saat anak di usia sekolah ini keluar tanpa tujuan di malam hari, berpotensi terjadi kegiatan yang merugikan diri mereka sendiri. Seperti penyalahgunaan narkotika atau tindakan kriminal lainnya.
“Mereka lebih baik di rumah kan. Selesai belajar, bisa makan bersama keluarga. Berdiskusi dengan orang tua misalnya. Banyak hal yang bisa dilakukan bersama. Selain meningkatkan kualitas pendidikan formal, pendidikan etika pun terbangun,” ucapnya.
Hanya saja, karena saat ini razia itu belum dilakukan. Masih menunggu koordinasi dengan Disdikbud Bontang. Sebab, beberapa sekolah masih ada yang libur. Masih masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi murid baru.
“Kami masih terus koordinasi dengan Dinas Pendidikan. Kami masih menunggu waktu yang pas untuk kembali melakukan razia. Kan tidak mungkin kita melakukan razia, ada yang tertangkap, ternyata anak itu masih libur sekolah,” bebernya.
Ia menjelaskan, razia perwali tersebut sebenarnya sudah dilakukan dua bulan sebelum libur sekolah. Seminggu dilaksanakan tiga kali. Saat itu, banyak sekali anak usia sekolah yang terjaring razia.
“Nanti, kami akan membahas kembali polanya seperti apa. Apakah tetap seminggu tiga kali atau berubah, masih belum tahu. Bisa saja, karena sudah dilakukan dua bulan kemarin, akhirnya masyarakat bontang mulai jerah. Jadi, tidak ada yang keluar rumah saat malam,” ungkapnya. (*)
Editor : Redaksi Sanubari