Donasi Sudah Terkumpul, Aksi Gagal Digelar

Aksi 'Rakyat Jawa Timur Menggugat' Ditunda, Warganet Pertanyakan Nasib Donasi

avatar Robby
Ketua Aliansi Santri Nusantara, H Mohaimin (tengah) bersama anggota Santri Nusantara.
Ketua Aliansi Santri Nusantara, H Mohaimin (tengah) bersama anggota Santri Nusantara.

SURABAYA, sanubari.co.id - Rencana aksi besar bertajuk “Aliansi Rakyat Jawa Timur Menggugat”, dijadwalkan berlangsung, Rabu, 3 September 2025, tidak jadi digelar.

Penundaan tanpa batas waktu ini diumumkan langsung oleh inisiator gerakan, Muhammad Sholeh, pada Senin 1 September 2025 lalu di Posko Penggalangan Dana Aksi, Taman Apsari, Surabaya.

Baca Juga: Ojol Bontang Tidak Demo, Gelar Doa untuk Affan Kurniawan

Keputusan tersebut justru menimbulkan gelombang tanda tanya dari warganet. Mereka mempertanyakan nasib donasi yang sebelumnya dihimpun untuk mendukung aksi. Mulai dari air mineral, makanan ringan, hingga sejumlah uang tunai.

Ketua Aliansi Santri Nusantara H. Mohaimin mengaku heran atas ketidakjelasan laporan keuangan maupun distribusi bantuan yang sudah diberikan itu.

"Sebagai masyarakat Jawa Timur, saya mempertanyakan ke mana keberadaan donasi yang katanya sudah terkumpul. Harusnya ada transparansi. Apalagi ini menyangkut amanah publik. Kalau demo batal, bagaimana pertanggungjawaban donasi kepada masyarakat,” katanya, Rabu 3 September 2025.

Kritik dan keresahan publik juga ramai di media sosial. Akun Instagram Cak Sholeh dihujani komentar warganet. Salah satu komentar dengan tegas menyebut, "Total donasi seharusnya disebutkan dan dilaporkan secara terbuka. Jangan hanya disimpan," kata akun @bukanaries di laman komentar.

Seorang warganet dengan akun @sisi_ bahkan menulis peringatan keras. “Awas lo Cak Sholeh. Rakyat Jatim sebagian wes ngirim (sudah mengirim, Red) donasi…” tulis akun tersebut.

Baca Juga: Gus Lilur: Saatnya Aktivis Abad 21 Pimpin Gerakan, Bukan Aktivis 98

Berbagai kecaman semacam ini ramai dibagikan ulang di berbagai platform. Hal itu memperkuat sorotan publik terhadap pengelolaan dana aksi.

Sementara itu, dikutip dari akun resmi Instagram Cak Sholeh @sholeh_lawyer menegaskan, bahwa keputusan penundaan diambil demi keselamatan masyarakat. Ia menyinggung kondisi sosial-politik yang belum kondusif pasca serangkaian kerusuhan di sejumlah titik di Surabaya.

“Kalau dipaksakan aksi pada 3 September, justru akan menakuti masyarakat. Kami tidak ingin aksi damai berubah jadi kerusuhan,” ujarnya.

Sholeh juga menyampaikan bahwa Posko Penggalangan Dana di Taman Apsari resmi ditutup per Senin malam. “Kalau posko tetap dibuka, bantuan akan terus mengalir. Padahal aksi belum bisa dijalankan. Penutupan ini agar tidak ada penumpukan logistik,” jelasnya.

Ia menjelaskan, donasi dari masyarakat yang terkumpul selama pembukaan posko mencapai Rp 8,150 juta. Kemudian, ada Rp 5 juta yang ada di dalam kotak donasi posko yang dipecah dan digarong orang. Sekaligus tenda yang hilang. 

Saat ini, sisa donasi sekitar Rp 4,971 juta, setelah dikurangi biaya operasional posko. Seperti akomodasi dan konsumsi. “Sekali lagi aksi tidak dibatalkan. Tapi kita tunda sampai batas waktu belum ditentukan,” ujarnya. (*)

Berita Terbaru