KEDIRI, sanubari.co.id – Sekolah Rakyat (SR) sudah beroperasi. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun meninjau pelaksanaan SR di beberapa daerah di Bumi Mojopahit. Salah satunya SR jenjang SMA di Balai Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (BPKASN) di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim dan pemerintah kabupaten/kota se-Jatim mendukung penuh pelaksanaan SR. Terbukti, banyak gedung-gedung milik pemerintahan maupun fasilitas negara diubah menjadi sarana pendidikan.
Baca juga: Forum Investasi Jatim 2025: Akselerasi Investasi untuk Lapangan Kerja Inklusif
Sekolah Rakyat ini merupakan cara negara menyalakan harapan keluarga kurang mampu. Tentunya untuk bisa tetap mendapatkan pendidikan yang layak secara gratis. Sehingga, angka putus sekolah berkurang.
“Dari gedung pelatihan ASN menjadi tempat menyalakan harapan. Sekolah Rakyat ini adalah bentuk nyata negara hadir untuk mereka yang selama ini mungkin tidak punya harapan untuk mengenyam pendidikan,” kata Khofifah kepada sanubari.co.id Kamis 17 Juli 2025.
Khusus SR di eks BPKASN Kediri ini, kata Khofifah, sebanyak 100 murid. Terdiri dari 40 laki-laki dan 60 perempuan. Mereka semua merupakan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Tercatat dalam Desil 1 dan Desil 2 dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Ini bukan soal 100 anak saja. Tapi soal satu harapan besar. Bahwa siapapun. Dari latar belakang apa pun, berhak memiliki masa depan. Kita sedang membangun jalan menuju masa depan itu bersama-sama,” tegas Khofifah.
Dia optimistis pembelajaran di SR gedung BPKASN Kediri akan berlangsung inklusif dan representatif. Di tempat itu terdapat empat ruang kelas. Kapasitas masing-masing 25 siswa-siswi. Seluruhnya dilengkapi pendingin ruangan (AC).
“Kawan-kawan bisa menyaksikan kamarnya ber-AC. Kamar mandinya mungkin lebih mewah dari rumah saya. Ventilasinya luar biasa, kantinnya pun setara sekolah internasional,” ungkapnya.
“Saya usul ke Pak Bupati agar anak-anak ini diberi tambahan pelajaran bahasa Inggris. Misalnya Senin, Rabu, Jumat wajib berbahasa Inggris. Agar dalam 6 bulan saja mereka sudah bisa fasih berbahasa Inggris,” tambahnya.
Selain ruang kelas, Khofifah melihat langsung kondisi asrama di SR Kediri. Karena seluruh SR menerapkan boarding school. Menurutnya, kamar asrama yang tersedia nyaman. Ditambah perpustakaan, aula, sarana olahraga, serta pengawasan CCTV 24 jam.
Aulanya besar. Bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan narasumber. Misalnya saja dari TNI, Polri, atau bahkan langsung dari Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. “Hal seperti ini penting agar anak-anak membangun cita-cita mereka yang kuat,” terangnya.
Kurikulum yang diterapkan juga memadukan pembelajaran akademik dengan penguatan karakter, nasionalisme, literasi digital, dan kecakapan hidup.
Baca juga: Khofifah: Kampung Pandu Lamongan Jadi Model Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Menurutnya, program ini tidak akan berhenti pada satu angkatan saja. Pemerintah terus mempersiapkan pembangunan gedung permanen SR di Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten. Luas lahan 7–14 hektare. Ditargetkan rampung pada 2026.
Program ini terselenggara atas sinergi Kementerian Sosial RI, Pemprov Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Kediri. Penetapan peserta didiktercantum dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Kediri nomor: 100.3.3.2/162/418.08/2025. Serta diumumkan melalui surat Kementerian Sosial RI, nomor: 2299/1/HM.01.3/SR.1/6/2025.
“Saya optimis dari SR ini melahirkan generasi tidak hanya cerdas, tapi tangguh dan memiliki karakter yang kuat. Mereka akan jadi agen perubahan yang membawa harapan baru. Bukan hanya untuk keluarga mereka. Tapi untuk Jawa Timur dan Indonesia,” kata Khofifah.
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengungkapkan, kesuksesan pelaksanaan program ini tidak lepas dari dukungan Gubernur Jatim. Secara intensif gubernur dua periode ini memantau dan mendorong percepatan.
“Ibu Gubernur ini luar biasa. Beliau mengabsen kami lewat grup. Tidak hanya soal SR, tapi Koperasi Merah Putih. Bayangkan, baru tiga hari tapi sudah sembilan sampai sepuluh kunjungan ke Sekolah Rakyat se-Jatim. Ini bentuk komitmen luar biasa,” ungkapnya.
Wali murid dari siswi Niswa Intan Apriliani, Yeni Wijayanti (34) asal Desa Dawan Kidul, Kecamatan Papar, mengungkapkan rasa syukurnya. Karena anaknya bisa melanjutkan pendidikan jenjang SMA secara gratis di Sekolah Rakyat.
Baca juga: Lewati Ujian Longsor, Jalur Cangar–Pacet Bangkit dan Siap Dilintasi
“Alhamdulillah, senang dan bersyukur anak saya bisa sekolah di sini. Selama ini kami kesulitan biaya. Tapi sekarang bisa sekolah dengan fasilitas lengkap dan tanpa biaya. Semoga ke depan anak saya bisa mandiri, sukses, dan meraih cita-citanya,” katanya.
Hal serupa disampaikan Riyani Supatmi (38), wali murid dari Rizu Fabion Az Zafar asal Desa Karangrejo, Kecamatan Kandat. Dirinya terharu dan bersyukur anaknya bisa melanjutkan pendidikan di SR ini.
“Kami sangat bersyukur anak kami diterima di SR. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan, anak saya juga dilatih kemandirian. Serta mendapat pengalaman pendidikan yang jauh lebih baik. Kami berharap kelak anak-anak kami bisa sukses. Bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ungkapnya.
Keduanya pun menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada pemerintah. Khususnya kepada Bupati Kediri dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa atas perhatian dan bantuan pendidikan yang diberikan kepada anak mereka.
“Terima kasih banyak atas bantuan dan perhatian kepada pendidikan anak-anak kami. Fasilitas yang bagus dan gratis, ini benar-benar luar biasa. Semoga Bapak Hanindhito dan Bu Khofifah diberikan kesehatan dan kesuksesan selalu. Semoga beliau selalu menjadi pemimpin terbaik bagi Kediri dan Jawa Timur,” tambahnya lagi. (*)
Editor : Redaksi Sanubari