Kebaya Tidak Hanya Digunakan di Indonesia, Tetapi di Beberapa Negara

Mengenal Sejarah Kebaya, Kenapa Harus 24 Juli?

avatar Robby
Penggunaan kebaya modern saat ini.
Penggunaan kebaya modern saat ini.

Indonesia banyak warisan budaya. Salah satunya kebaya. Peringatan hari kebaya pun selalu dilakukan pada 24 Juli. Peringatan itu untuk menghormati warisan budaya yang kaya nilai sejarah, estetika dan filosofi.

-------

Istilah “kebaya” diyakini berasal dari kata serapan Arab kaba atau qaba. Berarti pakaian. Istilah ini mungkin berhubungan dengan kata Arab abaya () yang berarti jubah atau garmin longgar. Istilah tersebut kemudian diperkenalkan ke Nusantara melalui kata serapan dari bahasa Portugis: cabaya.

Kebaya adalah sejenis pakaian bagian atas tradisional, berasal dari kebudayaan Jawa. Namun penggunaannya telah meluas di negara-negara Asia Tenggara. Seperti Malaysia, Brunei dan Singapura.

Selain itu, kebaya juga dikenakan di daerah di luar Asia Tenggara. Yakni oleh orang Orang Jawa, Melayu dan orang Eurasia Portugis di Kepulauan Cocos, Pulau Natal, pesisir India dan Sri Lanka, Makau serta Afrika Selatan.

Kebaya memiliki karakteristik terbuka di bagian depan. Dibuat secara tradisional dari kain ringan seperti brokat, katun, kasa, renda, atau voile. Terkadang dihiasi dengan sulaman. Bagian depan diamankan dengan kancing, pin, atau bros. 

Sedangkan pakaian bagian bawah untuk pakaian ini biasanya dikenal sebagai sarung, kemben atau sepotong kain panjang yang dililitkan di pinggang. Dapat berupa batik, ikat, songket atau tenun

Kebaya secara resmi diakui sebagai pakaian nasional dan juga ikon busana Indonesia. Meskipun penggunaan kebaya hanya mayoritas dipakai oleh Jawa, Sunda dan orang Bali secara berkala. 

Di Malaysia, Singapura dan Brunei, kebaya diakui sebagai salah satu pakaian etnis. Terutama di kalangan komunitas etnis Melayu dan Peranakan. Kebaya biasanya dikenal di wilayah ini sebagai “sarung kebaya” yang berasal dari penamaan komponen lengkapnya. 

Sementara, gaya sarung kebaya bervariasi. Antara satu tempat dengan tempat lainnya di dalam cakupan wilayah tersebut.

Kebaya telah menjadi ikon mode Asia Tenggara. Banyak maskapai penerbangan berbendera Asia Tenggara termasuk Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Royal Brunei Airlines dan Garuda Indonesia mengadopsi pakaian tradisional ini sebagai seragam untuk pramugari.

Dua gadis saat menggunakan kebaya.Dua gadis saat menggunakan kebaya.

Sejarah Penetapan Hari Kebaya Nasional

Penetapan Hari Kebaya Nasional memiliki latar belakang sejarah yang kuat. Akar peringatannya dapat ditelusuri hingga Kongres Wanita Indonesia (KWI) ke-10 pada 1964. 

Saat itu, seluruh peserta mengenakan kebaya sebagai bentuk penghormatan kepada Ibu Negara Fatmawati Soekarno. Dia merupakan sosok perempuan tangguh yang kerap tampil anggun dalam balutan kebaya.

Kehadiran Presiden RI Ir Soekarno dalam kongres tersebut menjadi momen penting. Dalam pidatonya, ia menegaskan revolusi Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kontribusi perempuan. Pernyataan ini sekaligus memperkuat posisi perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa.

Mengacu pada peristiwa bersejarah ini, Presiden ke-7 Joko Widodo akhirnya menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional pada 2023 lalu. Peringatan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 19/2023. 

Gagasan Hari Kebaya Nasional sebagai hari peringatan resmi menguat seiring dengan Gerakan Kebaya Goes to UNESCO. Suatu inisiatif dari berbagai komunitas kebaya di seluruh Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk mendorong kebaya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO.

Berbagai tokoh masyarakat, budayawan, dan pegiat kebaya pun ikut mendorong penetapan Hari Kebaya Nasional agar masyarakat luas lebih menghargai warisan leluhur. Kini, kebaya sudah mendapat pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. 

Pengakuan tersebut merupakan hasil kolaborasi lima negara di kawasan Asia Tenggara. Diantaranya Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Sekaligus membuka ruang kolaborasi budaya antarnegara yang lebih erat.

Upaya Pelestarian Kebaya

Pelestarian kebaya tak hanya dilakukan melalui peringatan Hari Kebaya Nasional. Berbagai kegiatan seperti parade kebaya, lomba desain kebaya, seminar budaya, hingga ajakan menggunakan kebaya di hari tertentu juga digaungkan secara nasional.

Beberapa daerah bahkan mewajibkan penggunaan kebaya bagi pegawai negeri atau siswa sekolah pada hari-hari tertentu. Hal itu dilakukan sebagai upaya nyata mengenalkan busana tradisional sejak dini.

Gerakan ini menunjukkan bahwa kebaya adalah milik bersama. Bukan hanya satu suku atau daerah. Melainkan representasi keberagaman dan keindahan budaya Indonesia. (*)

Berita Terbaru